--- SELAMAT DATANG DI WEBSITE LEMBAGA STUDI ISLAM MADANI --- PESANTREN MADANI KOTA CIMAHI --- YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM MADANI KOTA CIMAHI JAWA BARAT INDONESIA --- TELP. 085624018800 ATAU 082117533596 ---

Kamis, 20 Oktober 2011

PEMBELAJARAN PAI


PERENCANAAN METODE PEMBELAJARAN
Oleh Khambali

BAB I
PENDAHULUAN

A,  Latar Belakang Masalah
Dalam kenyataan sehari–hari sering kita jumpai sejumlah guru yang menggunakan metode tertentu yang kurang atau tidak cocok dengan isi dan tujuan pengajaran. Akibatnya, hasilnya tidak memadai, bahkan mungkin merugikan semua pihak terutama pihak siswa dan keluarganya, walaupun kebanyakan mereka tidak menyadari hal itu.
Agar proses belajar mengajar berjalan dengan lancar dan dapat mencapai tujuan pembelajaran, guru sebaiknya menentukan perencanaan metode yang akan digunakan sebelum melakukan proses belajar mengajar. Pemilihan suatu metode tentu harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan sifat materi yang akan menjadi objek pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan banyak metode akan menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang lebih bermakna.
Pada saat ini kita masih sering melihat sistem pembelaran yang masih konvensional. Ketika guru mengajar di kelas selalu menempatkan diri sebagai pusat perhatian siswa. Di samping itu adanya kesan bahwa kegiatan mengajar hanya sebagai alat untuk mengejar target kurikulum saja dan untuk mendapatkan nilai akademik siswa. Sementara itu anak menguasai materi atau tidak, guru cenderung masah bodoh.
Dalam Standar Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa, standar proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaksi, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. (Peraturan Pemerintah Nomor 19, 2005: Bab IV Pasal 19 ayat 1 ).

B.     Rumusan Masalah
 Dari uraian di atas dapat dikembangkan permasalahan pokok yang dibahas dalam penyusunan makalah ini, yaitu:
·         Perencanaan metode pembelajaran yang bagaimanakah yang dapat digunakan untuk anak didik?
·         Bagaimanakah kelebihan dan kekurangan dalam metode pembelajaran yang biasa digunakan?
·         Bagaimanakah langkah-langkah suatu metode pembelajaran yang akan diterapkan ketika melakukan pebelajaran

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah sebagai berikut:
·         Untuk mengetahui dan memahami perencanaan metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk anak didik
·         Agar dapat mengaplikasikan metode pembelajaran yang sesuai dengan teori-teori metode pembelajaran
·         Untuk dapat memahami dan mengaplikasikan langkah-langkah suatu metode pembelajaran yang akan diterapkan ketika melakukan pebelajaran
















BAB II
PEMBAHASAN

A. Perencanaan Metode Pembelajaran
Perencanaan berarti suatu usaha untuk melihat ke depan dengan melakukan perkiraan (forecasting) apa yang dilakukan, bagaimana dan siapa yang akan melakukan untuk kegiatan-kegiatan yang akan datang.
Perencanaan adalah suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan dan menentukan seperangkat keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi dan apa yang akan dilakukan. Kajian mengenai perencanaan selalu terkait dengan konsep manajemen dan administrasi, karena perencanaan merupakan unsure dan fungsi yang pertama dan utama dalam konsep mamajemen maupun administrasi.
Seorang guru yang baik tentunya tidak akan melupakan kemampuan teknis keguruan yang merupakan kunci keberhasilan profesinya sebagai seorang guru, yaitu; kemampuan untuk mengelola proses pembelajaran dalam praktek yang sesungguhnya. Menurut Moh Ali (1997: 21) Mengatakan: “Metode merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi.”
Para ahli merumuskan berbagai pengertian tentang metode mengajar (pembelajaran) di antaranya ialah sebagai berikut:
§  Abd. Rahman Ghunaimah menta’rifkan bahwa “metode mengajar adalah cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran.”
§  Muh. Atiyah Al-Abrasyi menta’rifkan pula bahwa “Metode mengajar adalah jalan yang kita ikuti untuk memberikan pengertian pada murid-murid tentang segala macam materi dalam berbagai pelajaran.
§  Proyek pembinaan Perhuruan Tinggi Agama, merumuskan pula sebagai berikut: “Metode mengajar adalah suatu teknik penyampaian bahan pelajaran kepada murid, ia dimaksudkan agar murid dapat menangkap pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicernakan oleh anak didik dengan baik.”

Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen dari proses pendidikan yang dapat dijadikan alat dalam pencapaian tujuan yang didukung oleh alat-alat bantu mengajar. Metode pembelajaran juga merupakan kebulatan dalam suatu sistem pendidikan
Menurut Dr. E Mulyasa, M.Pd (2007: 255) Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan.
Pembelajaran, Menurut Usman (2000: 4) “proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu”. Proses pembelajaran merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat dalam pembelajaran yang satu sama lain saling berhubungan dalam sebuah rangkaian untuk mencapai tujuan.
Menurut Sudjana (1989: 30) yang termasuk dalam komponen pembelajaran adalah “ tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian “Metode mengajar yang digunakan guru hampir tidak ada yang sisa-sia, karena metode tersebut mendatangkan hasil dalam waktu dekat atau dalam waktu yang relatif lama. Hasil yang dirasakan dalam waktu dekat dikatakan seabagi dampak langsung (Instructional effect) sedangkan hasil yang dirasakan dalam waktu yang reltif lama disebut dampak pengiring (nurturant effect) biasanya bekenaan dengan sikap dan nilai. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000, 194).
Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Untuk itulah supaya pembelajaran lebih bermakna, seorang guru sebelum memulai suatu materi pembelajaran haruslah menyiapkan perangkat pembelajaran (Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Program Tahunan, Program Semester, Standar Ketuntasan Belajar Minimal, Alokasi Waktu dan Evaluasi) yang lengkap untuk membantunya dalam menyampaikan materi kepada peserta didik dalam hal ini adalah pelajar.
B. Macam-Macam Metode Pembelajaran
1. Metode Tanya Jawab
Dalam menggunakan metode mengajar, tidak hanya guru saja yang senantiasa berbicara seperti halnya dengan metode ceramah, melainkan mencakup pertanyaan-pertanyaan dan penyumbangan ide-ide dari pihak siswa.
§  Metode tanya-jawab digunakan dengan maksud :
a.       Melanjutkan (meninjau) pelajaran yang lalu
b.      Menyelingi pembicaraan untuk mendapatkan kerjasama siswa
c.       Memimpin pengamatan dan pemikiran siswa.

-          Kelebihan dan kelemahan metode tanya-jawab :
Kelebihan :
a.       Kelas lebih aktif karena siswa tidak sekedar mendengarkan saja
b.      Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya sehingga guru mengetahui hal-hal yang belum dimengerti oleh para siswa
c.       Guru dapat mengetahui sampai di mana penangkapan siswa terhadap segala sesuatu yang diterangkan.
Kelemahannya :
a.       Dengan tanya jawab kadang-kadang pernbicaraan menyimpang dari pokok persoalan bila dalarn mengajukan pertanyaan, siswa rnenyinggung hal-hal lain walaupun masih ada hubungannya dengan pokok yang dibicarakan. Dalarn hal ini sering tidak terkendalikan sehingga membuat persoalan baru.
b.      Mernbutuhkan waktu lebih banyak.

2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyampaian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah.
§  Penggunaan metode diskusi :
Seperti telah disinggung di atas bahwa metode tanya-jawab dengan diskusi saling mencakup tetapi berbeda. Ada pertanyaan yang mengandung unsur diskusi, tetapi ada yang tidak. Dengan diskusi guru berusaha mengajak siswa untuk memecahkan masalah. Untuk pemecahan suatu masalah diperlukan pendapat-pendapat berdasarkan pengetahuan yang ada, dengan sendirinya kemungkinan terdapat banyak jawaban yang benar.
Pertanyaan-pertanyaan yang baik untuk metode diskusi:
  • Menguji kemungkinan jawaban yang dapat dipertahankan lebih dari sebuah.
  • Tidak menanyakan “manakah jawaban yang benar” tetapi lebih menekankan kepada “mempertimbangkan dan membandingkan”.
  • Menarik minat siswa dan sesuai dengan taraf kemampuannya.

Peranan guru atau pemimpin diskusi:
Pimpinan diskusi dapat dipegang oleh guru sendiri, tetapi dapat juga diserahkan kepada siswa bila guru ingin memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar memimpin. Kecakapan memirnpin diskusi memang harus dilatih, bila kita menginginkan keberhasilan suatu diskusi. Seseorang yang belum berpengalaman dalam suatu diskusi dapat kebingungan, apabila terjadi pembicaraan yang jauh menyimpang dari pokok persoalan. Dapat pula terjadi, seseorang yang senang berbicara akan menguasai seluruh pembicaraan sehingga tidak memberi kesempatan kepada yang lain untuk mengemukakan pendapat
Pemimpin diskusi yang baik, akan sanggup dengan cepat mengambil tindakan-tindakan menghadapi ketimpangan-ketimpangan tersebut di atas. Untuk itulah para siswa perlu dilatih untuk memperoleh keterampilan memimpin yang pada hakekatnya dapat dipelajari. Prof. Dr. Winarno Surakhmad dalam bukunya “Pengantar Interaksi belajar-rnengajar” mengemukakan tiga peranan ‘pemimpin diskusi ialah sebagai:
§  Pengatur lalu lintas
§  dinding penangkis
§  penunjuk jalan.

 Sebagai seorang pemimpin ia berhak:
§  Menunjukkan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka 
§  Menjaga agan tidak semua anggota berbicara serempak
§  Mencegah dikuasainya pembicaraan oleh orang-orang tertentu yang gemar berbicara
§  Membuka kesempatan bagi para anggota yang pemalu atau pendiam untuk menyumbangkan ide-ide mereka. 
§  Mengatur sedemikian rupa sehingga setiap pembicaraan dapat ditangkap dengan jelas oleti pendengar.

Dari peran tersebut, dapat kita lihat bahwa pemimpin akan belajar memahami sifat-sifat peserta. Ia akan belajar bagaimana mendorong anggota yang pendiam untuk ikut serta, dan bagaimana mencegah anggota yang senang berbicara dan membuka kesempatan bagi anggota lain secara merata. Di sini pemimpin harus dapat mengatur pembicaraan dengan bijaksana sehingga tidak menimbulkan rasa tertekan, marah atau rendah diri.

Pemimpin sebagai dinding penangkis :
Dalam peran ini diibaratkan seseorang pemain tenis yang berlatih memukul bola ke dinding, selalu memantul kembali. Demikian pula pemimpin diskusi senantiasa menerima pertanyaan-pertanyaan dan para peserta dan dipantulkan kembali ke dalam kelompok. Dia sendiri tidak selalu menjawab langsung setiap pertanyaan yang penting. Bila sudah memperoleh jawaban maka jawaban tersebut dilontarkan kembali kepada para peserta untuk memintakan pendapat mereka

Pemimpin sebagai penujuk jalan :
Dalam suatu diskusi sering terjadi para siswa tidak menyadari struktur pokok diskusi mereka, atau tidak memahami pokok masalah yang didiskusikan sehingga mudah timbul pertanyaan-pertanyaan yang menyimpang dari garis pembicaraan. Mereka kehilangan pegangan dan tidak melihat hasil-hasil yang dicapai. Atau tidak disadari bahwa telah tiba saatnya untuk menarik kesimpulan dan menetapkan langkah-langkah.
§  Kebaikan dan kelemahan metode diskusi :
Kebaikan :
a.       Siswa belajar bermusyawarah
b.      Siswa mendapat kesempatan untuk menguji tingkat pengetabuan masing-masing.
c.       Belajar menghargai pendapat orang lain.
d.      Mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah.
Kekurangan/kelemahan :
a.       Pendapat serta pertanyaan siswa dapat menyimpang dari pokok persoalan.
b.      Kesulitan dalam menyimpulkan sering menyebabkan tidak ada penyelesaian.
c.       Membutuhkan waktu cukup banyak.

3. Metode Demonstrasi dan Eksperimen
Antara metode demonstrasi dan eksperimen sebenarnya berbeda, akan tetapi dalam praktek sering dipergunakan silih berganti atau saling melengkapi.
Metode demonstrasi merupakan suatu metode mengajar di mana seorang guru, orang luar atau manusia sumber yang sengaja diminta atau siswa menunjukkan kepada kelas suatu benda aslinya, tiruan (wakil dari benda asli) atau suatu proses, misalnya bagaimana cara membuat peta timbul, bagaimana cara menggunakan kamera dengan hasil yang baik, dan sebagainya. Sedangkan metode eksperimen ialah suatu metode mengajar di mana guru bersama siswa mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dari hasil percobaan itu.
Metode ini sering juga disebut metode ilmiah, sebab metode inilah yang dipakai untuk menguji hipotesis.
Penggunaan metode demontrasi dan eksperimen adalah :
1.      Untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana cara mengatur sesuatu” 
2.      Untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana membuatnya"
3.      Untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana bekerjanya”
4.      Untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana mengerjakannya”
5.      Untuk menjawab pertanyaan “Cara manakah yang lebih baik”
6.      Untuk menjawab pertanyaan “Terdiri dari apa”
7.      Untuk mengetahui “kebenaran dari sesuatu” 

§  Kelebihan dan kelemahan metode demonstrasi :    
Kelebihan:
§  Perhatian siswa dapat dipusatkan, dan pokok bahasan yang dianggap penting oleh guru dapat diartikan seperlunya.
§  Siswa ikut serta aktif bila dernonstrasi sekaligus dilanjutkan dengan eksperimen.
§  Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi sekiranya siswa hendak mencoba menpelajari suatu proses dari buku bacaan.
§  Beberapa persoalan yang belum dirnengerti ditanyakan langsung saat proses itu ditunjukkan sehingga terjawab dengan jelas.
Kelemahan:
§  Demontrasi menjadi tidak efektif bila tidak semua siswa dapat ikut serta, misalnya alat terlalu kecil sedangkan jumlah siswa besar.
§  Bila tidak dilanjutkan dengan eksperimen ada kernungkinan siswa. menjadi lupa, dan pelajaran tidak akan berarti karena tidak menjadikan pengalaman bagi siswa.

§ Kelebihan dan kelemahan metode eksperimen :
Kelebihan:
§  Siswa aktif mengalami sendiri.
§  Siswa dapat membuktikan teori-teori yang pernah diterirna.
§  Mendapatkan kesempatan melakukan langkah-langkah berpikir iImiah.
Kelemahan:
§  Akan kurang berhasil apabila alat-alat yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan siswa.
§  Kemungkinan tidak membawa hasil yang diharapkan bila siswa belum cukup pengalarnan.
§  Kadang-kadang ada eksperimen yang memerlukan waktu panjang sehingga tidak praktis dilaksanakan di sekolah, lebih merugikan lagi bila untuk dapat melanjutkan pelajaran menunggu basil eksperimen tersebut.

4. Metode Ceramah
Ceramah adalah penuturan atau penerangan secara lisan oleh guru terhadap kelas. Alat interaksi yang terutama dalam hal ini adalah “berbicara". Dalam ceramahnya kemungkinan guru menyelipkan pertanyaan pertanyaan, akan tetapi kegiatan belajar siswa terutama mendengarkan dengan teliti dan mencatat pokok pokok penting, yang dikemukakan oleh guru; bukan menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa.
Dalam lingkungan pendidikan modern, ceramah sebagai metode mengajar telah menjadi salah satu persoalan yang cukup sering diperdebatkan. Sebagian orang menolak sama sekali dengan alasan bahwa cara sebagi metode mengajar kurang efisien dan bertentangan dengan cara manusia belajar. Sebaliknya, sebagian yang mempertahankan berdalih, bahwa ceramah lebih banyak dipakai sejak dulu dan dalam setiap pertemuan di kelas guru tidak mungkin meninggalkan ceramah walaupun hanya sekedar sebagai kata pengantar pelajaran atau merupakan uraian singkat di tengah pelajaran.
Situasi di bawah ini sesuai untuk penggunaan metode ceramah:
§  Kalau guru akan menyampaikan fakta atau pendapat dimana tidak terdapat bahan bacaan yang merangkum fakta yang dimaksud
§  Jika guru akan menyampaikan pengajaran kepada sejumlah siswa yang besar (misalnya sekitar 75 orang atau lebih), maka metode ceramah Iebih efisien dari pada metode lain seperti diskusi, demonstrasi atau eksperimen. Sebab dengan diskusi, guru harus mengatur slswa berkelompok dengan mengubah susunan kursi, sudah tentu dibutuhkan kelas yang besar. Juga guru akan mengalami kesulitan dalam mengawasi kelompok-kelompok yang berjumlah besar. Demikian pula untuk penyelenggaraan demonstrasi atau eksperimen untuk jumlah besar, selain alat-alat yang tidak mencukupi, pengelolaan pengajaran juga mengalami kesulitan. 
§  Kalau guru adalah pembicara yang bersemangat sehingga dapat memberi motivasi kepada siswa untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Dalam keadaan tertentu, sebuah pembicaraan yang bersemangat akan mcnggerakkan hati siswa untuk menimbulkan tekad baru. Misalnya ceramah tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
§  Jika guru akan menyimpulkan pokok-pokok penting yang telah diajarkan, sehingga memungkinkan siswa untuk melihat lebih jelas hubungan antara pokok yang satu dengan lainnya..
§  Kalau guru akan memperkenalkan pokok bahasan baru. Dalam sebuah kelas, siswa telah sampai pada bagian tata bahasa yang membicarakan tata kata. Untuk itu guru akan menjelaskan perbedaan antara fonetik dan fonemik dengan berbagai contoh.

Mempersiapkan bahan ceramah yang efektif
Langkah-langkah di bawah ini dapat dipakai sebagai petunjuk untuk mempertinggi hasil metode ceramah:
§  Tujuan pembicaraan (ceramah) harus dirumuskan dengan jelas.
§  Setelah menetapkan tujuan, harus diteliti apakah metode ceramah merupakan metode yang sudah tepat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. 
§  Kelebihan dan kelemahan metode ceramah
Kelebihan : 
a.       Guru menguasai arah pembicaraan seluruh kelas:
Kalau kelas sedang berdiskusi, sangatlah mungkin bahwa seorang siswa mengajukan pendapat yang berbeda dengan anggota kelompok yang lain, hal ini dapat mempengaruhi suasana dan diskusi jadi berkepanjangan bahkan sering menyimpang dari pokok bahasan. Tetapi pada metode ceramah hanya guru yang berbicara, maka ia dapat menentukan sendiri arah pembicaraan.
  
b.      Organisasi kelas sederhana dengan ceramah, persiapan satu-satunya bagi guru adalah buku catatannya. Pada seluruh jam pelajaran ia berbicara sambil berdiri atau kadang-kadang duduk. Cara ini paling sederhana dalam hal pengaturan kelas, jika dibandingkan dengan metode demonstrasi dimana guru harus mengatur alat-alat. Atau dibandingkan dengan kerja kelompok, dimana guru harus membagi kelas ke dalam beberapa kelompok, ia harus merubah posisi kelas.

Kelemahan :
a.       Guru tak dapat mengetahui sampai dimana siswa telah mengerti pembicaraannya. Kadang-kadang guru beranggapan bahwa kalau para siswa duduk diam mendengarkan atau sambil mengangguk-anggukkan kepalanya, berarti mereka telah mengerti apa yang diterangkan guru. Padahal anggapan tersebut sering meleset, walaupun siswa memperlihatkan reaksi seolah-olah mengerti, akan tetapi guru tidak mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap pelajaran itu. Oleh karena itu segera setelah ia berceramah, harus diadakan evaluasi, misalnya dengan Tanya jawab atau tes.

b.      Kata-kata yang diucapkan guru, ditafsirkan lain oleh siswa. Dapat terjadi bahwa siswa memberikan pengertian yang berlainan dengan apa yang dimaksud oleh guru. Kiranya perlu kita sadari bahwa tidak ada arti yang mutlak untuk setiap kata tertentu. Kata-kata yang diucapkan hanyalah bunyi yang disetujui penggunaannya dalam suatu masyarakat untuk mewakili suatu pengertian. Misalnya: kata modul, bagi siswa SLTP Terbuka dan mahaiswa UT diartikan sebagai salah satu bentuk bahan belajar yang berwujud buku materi pokok. Sedangkan bagi para astronout, modul diartikan sebagai salah satu komponen dari pesawat luar angkasa. Itulah sebabnya maka setiap anak harus membentuk perbendaharaan bahasanya berdasarkan pengalaman hidupnya sehari-hari. Selama ada persamaan pendapat antara pembicara dengan pendengar, maksud pembicaraan akan dimengerti oleh pendengar. Kalau guru menggunakan kata-kata abstrak seperti “keadilan”, “kepribadian”, “kesusilaan”, mungkin bagi setiap siswa tidak sama pengertiannya, atau sangat kabur mengartikan kata-kata itu. Lebih-lebih lagi bila kata-kata itu dirangkaikan dalam kalimat, akan semakin banyak kemungkinan salah tafsir dari pembicaraan guru. Itulah sebabnya mengapa sering terjadi siswa sama sekali tidak memperoleh pengertian apapun dari pembicaraan guru. Oleh karena itu bila guru ingin menjelaskan sesuatu yang kiranya masih asing bagi siswa, guru dapat menyertakan peragaan dalam caramahnya. Peragaan tersebut dapat berbentuk benda yang sesungguhnya, model-model dari benda, menggambarkan dengan bagan atau diagram di papan tulis.

5. Metode Kerja Kelompok
Kerja kelompok dapat diartikan sebagai suatu kegiatan belajar-mengajar dimana siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil untuk mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu. Sebagai metode mengajar, kerja kelompok dapat dipakai untuk mencapai barmacam macam tujuan pengajaran. Pelaksanaannya tergantung pada beberapa fäktor misalnya tujuan khusus yang akan dicapai, umur, kemampuan siswa, serta fasilitas pengajaran di dalam kelas.
Penggunaan metode kerja kelompok :
1.      Pengelompokan untuk mengatasi kekurangan alat-alat pelajaran
2.      Pengelompokan atas dasar perbedaan kemampuan belajar
3.      Pengelompokan atas dasar perbedaan minat belajar
4.      Pengelompokan untuk memperbesar partisipasi tiap siswa
5.      Pengelompokan untuk belajar bekerja sama secara efisien menuju ke suatu tujuan.
-          Kelebihan dan kelemahan kerja kelompok :
Kelebihan :
a.       Dapat memupuk nasa kenjasama.
b.      Suatu tugas yang luas dapat segera diselesaikan.
c.       Adanya persaingan yang sebat.
Kelemahan :
a.       Adanya sifat-sifat pribadi yang ingin menonjolkan diri atau sebaliknya yang lemah merasa rendah diri dan selalu tergantung kepada orang lain.
b.      Bila kecakapan tiap anggota tidak seimbang, akan rnenghambat kelancaran tugas, atau didominasi oleh seseorang.

6. Metode Pemberian Tugas Belajar dan Resitasi
Metode ini mengandung tiga unsur ialah:
a.       Pemberian tugas.
b.      Belajar.
c.       Resitasi.
Tugas merupakan suatu pekerjaan yang harus diselesaikan. Pemberian tugas sebagai suatu metode mengajar merupakan suatu pemberian pekerjaan oleh guru kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dengan pemberian tugas tersebut siswa belajar mengerjakan tugas.
Tujuan pemberian tugas :
Menurut pandangan tradisional, pemberian tugas dilakukan oleh guru karena pelajaran tidak sempat diberikan di kelas. Untuk menyelesaikan rencana pengajaran yang telah ditetapkan, maka siswa diberi tugas untuk mempelajari dengan diberi soal-soal yang harus dikerjakan di rumah. Kadang-kadang juga bermaksud agar anak-anak tidak banyak bermain. Sedangkan menurut pandangan tugas diberikan dengan pandangan bahwa kurikulum itu merupakan segala aktivitas yang dilaksanakan oleh sekolah, baik kegiatan kurikulum itu merupakan segala aktivitas yang dilaksanakan oleh sekolah, baik kegiatan kurikuler, maupun ekstra kurikuler.

Penggunaan metode resitasi :
Pemberian tugas belajar dan resitasi dikatakan wajar bila bertujuan:
§  Memperdalam pengertian siswa terhadap pelajaran yang telah diterima.
§  Melatih siswa ke arah belajar mandiri.
§  Siswa dapat membagi waktu secara teratur.
§  Agar siswa dapat memanfaatkan waktu terluang untuk menyelesaikan tugas.
§  Melatih siswa untuk menemukan sendiri cara-cara yang tepat untuk menyelesaikan tugas.
§  Memperkaya pengalaman-pengalaman di sekolah melalui kegiatan-kegiatan di luar kelas.

§  Kelebihan dan kelemahan :
Kelebihan :
§  Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih banyak.
§  Memupuk rasa tanggung jawab.
§  Memperkuat motivasi belajar.
§  Menjalin hubungan antara sekolah dengan keluarga.
§  Mengembangkan keberanian berinisiatif.
Kelemahan :
§  Memerlukan pengawasan yang ketat, baik oleh guru maupun orang tua.
§  Sukar menetapkan apakah tugas dikerjakan oleh siswa sendiri atau atas bantuan orang lain.
§  Banyak kecenderungan untuk saling mencontoh dengan teman-teman.
§  Agak sulit diselesaikan oleh siswa yang tinggal bersama keluarga yang kurang teratur.
§  Dapat menimbulkan frustasi bila gagal menyelesaikan tugas.

7. Metode Sosiodrama dan Bermain Peran
Metode sosiodrama dan bermain peranan merupakan dua buah metode mengajar yang mengandung pengertian yang dapat dikatakan bersama dan karenanya dalam pelaksanaan sering disilih gantikan. Istilah sosiodrama berasal dari kata sosio = sosial dan drama. Kata drama adalah suatu kejadian atau peristiwa dalarn kehidupan manusia yang mengandung konflik kejiwaan, pergolakan, clash atau benturan antara dua orang atau lebih. Sedangkan bermain peranan berarti memegang fungsi sebagai orang yang dimainkannya, misalnya berperan sebagai Lurah, penjudi, nenek tua renta dan sebagainya.
Kedua metode tersebut biasanya disingkat menjadi metode “sosiodrama” yang merupakan metode mengajar dengan cara mempertunjukkan kepada siswa tentang masalah-masalah hubungan sosial, untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Masalah hubungan sosial tersebut didramatisasikan oleh siswa dibawah pimpinan guru, Melalui metode ini guru ingin mengajarkan cara-cara bertingkah laku dalam hubungan antara sesama manusia. Cara yang paling baik untuk memahami nilai sosiodrama adalah Mengalami sendiri sosiodrama, mengikuti penuturan terjadinya sosiodrama dan mengikuti langkah-langkah guru pada saat memimpin sosiodrama.
Guru memberi kesempatan kepada para pendengar (siswa lain) untuk memberikan pendapat atau mencari pemecahan dengan cara-cara lain, kemudian diambil kesimpulan.
Dalam diskusi kemungkinan terjadi diskusi yang seru karena adanya perbedaan pendapat. Timbul pertanyaan, apakah dalam keadaan yang sebenamya mereka juga berani berkata demikian? Sampai dimanakah manusia dapat mengambil kesimpulan atau keputusan yang sama apabila dalam situasi yang menekan. Permainan peranan ini menimbulkan sejumlah masalah yang perlu dicamkan oleh para siswa. Perasaan mereka dapat diperkuat oleh pengalaman yang realistis itu.
Bila metode inl dikendalikan dengan cekatan oleh guru, banyak manfaat yang dapat dipetik, sebagai metode cara ini : (1) Dapat mempertinggi perhatian siswa melalui adegan-adegan, hal mana tidak selalu terjadi dalam metode ceramah atau diskusi. (2) Siswa tidak saja mengerti persoalan sosial psikologis, tetapi mereka juga ikut merasakan perasaan dan pikiran orang lain bila berhubungan dengan sesama manusia, seperti halnya penonton film atau sandiwara, yang ikut hanyut dalam suasana film seperti, ikut menangis pada adegan sedih, rasa marah, emosi, gembira dan lain sebagainya. (3) Siswa dapat menempatkan diri pada tempat orang lain dan memperdalam pengertian mereka tentang orang lain.
Sebaliknya betapapun besar nilai metode ini ditangan yang kurang bijaksana akan menjadi nihil. Pada umumnya karena guru sendiri tidak paham akan tujuan yang dicapai, atau guru memilih metode ini walaupun sebenarnya kurang tepat untuk tujuan tertentu. Dapat terjadi guru tidak menyadari pentingnya langkah langkah dalam metode ini.
§  Kelebihan dan kelemahan sosiodrama :
Kelebihan:
§  Mengembangkan kreativitas siswa (dengan peran yang dimainkan siswa dapat berfantasi)
§  Memupuk kerjasama antara siswa.
§  Menumbuhkan bakat siswa dalam seni drama.
§  Siswa lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri.
§  Memupuk keberanian berpendapat di depan kelas.
§  Melatih siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan dalarn waktu singkat.
Kelemahan:
§  Adanya kurang kesungguhan para pemain menyebabkan tujuan tak tercapai.
§  Pendengar (siswa yang tak berperan) sening mentertawakan tingkah laku pemain sehingga merusak suasana.

8. Metode drill (latihan)
Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan.
Ada keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan ada yang membutuhkan waktu cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu tidak diberikan begitu saja kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului dengan pengertian dasar.

Drill wajar digunakan untuk :
§  Kecakapan motoris, misalnya : menggunakan alat-alat (musik, olahraga, menari, pertukangan dan sebagainya).
§  Kecakapan mental, misalnya: Menghafal, menjumlah, menggalikan, membagi dan sebagainya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
§  Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka diharapkan dapat mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan.
§  Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan.
§  Lama latihan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa.
§  Selingilah latihan agar tidak membosankan.
§  Perhatikan kesalahan-kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan secara kiasikal sedangkan kesalahan perorangan dibetulkan secara perorangan pula.
  • Kelebihan dan kelemahan :
Kelebihan :
§  Pengertian siswa lebih luas melalui latihan berulang-ulang.
§  Siswa siap menggunakan keterampilannya karena sudah dibiasakan.
Kelemahan :
§  Siswa cenderung belajar secara mekanis.
§  Dapat rnenyebabkan kebosanan.
§  Mematikan kreasi siswa.
§  Menimbulkan verbalisme (tahu kata-kata tetapi tak tahu arti).


9. Metode karyawisata
Dengan metode karyawisata, guru mengajak siswa ke suatu tempat (objek) tertentu untuk mempelajari sesuatu dalam rangka suatu pelajaran di sekolah. Berbeda dengan darmawisata, di sini para siswa sekedar pergi ke suatu tempat untuk rekreasi. Metode karyawisata berguna bagi siswa untuk membantu mereka memahami kehidupan ril dalam lingkungan beserta segala masalahnya . Misalnya, siswa diajak ke museum, kantor, percetakan, bank, pengadilan, atau ke suatu tempat yang mengandung nilai sejarah atau kebudayaan tertentu.

Langkah-langkah pelaksanaan :
§  Persiapan:
Merencanakan tujuan karyawisata. Untuk menetapkan tujuan ini ditunjuk suatu panitia dibawah bimbingan guru, untuk mengadakan survei ke obyek yang dituju. Dalam kunjungan pendahuluan ini sudah harus diperoleh data tentang objek antara lain tentang lokasi, aspek-aspek yang dipelajari, jalan yang ditempuh, penginapan, makan dan biaya transportasi, bila objek yang dituju jauh.
  
§  Perencanaan :
§  Hasil kunjungan pendahuluan (survei) dibicarakan bersama dalam rangka menyusun perencanaan yang meliputi: tujuan karyawisata, pembagian objek sesuai dengan tujuan,jenis objek sesuai dengan tujuan, jenis objek serta jumlah siswa.
§  Dibentuk panitia secara lengkap, termasuk ketua tiap kelompok/seksi.
§  Menentukan metode mengumpulkan data, mungkin berwujud wawancara, pengamatan langsung, dokumentasi.
§  Penyusunan acara selama karyawisata berlangsung. Kepada para siswa harus ditanamkan disiplin dalam mentaati jadwal yang telah direncanakan sehingga pelaksanaan berjalan lancar sesuai dengan rencana.
§  Mengurus perizinan.
§  Menentukan biaya, penginapan, konsumsi serta peralatan yang diperlukan.
  
§  Pelaksanaan:
Siswa melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian yang telah ditetapkan dalam rencana kunjungan, sedangkan guru mengawasi, membimbing, bila perlu menegur sekiranya ada siswa yang kurang mentaati tata tertib sesuai acara.

§  Pembuatan laporan
Hasil yang diperoleh dan kegiatan karyawisata ditulis dalam bentuk laporan yang formatnya telah disepakati bersama.

10. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode pemecahan masalah merupakan suatu metode pengajaran yang mendorong siswa untuk mencari dan memecahkan persoalan-persoalan. Adakalanya manusia memecahkan masalah secara instinktif (naluriah) maupun dengan kebiasaan, yang mana pemecahan tersebut biasanya dilakukan oleh binatang.
Pemecahan secara instinktif merupakan bentuk tingkah laku yang tidak dipelajari, seringkali berfaedah dalam situasi yang luarbiasa. Misalnya seseorang yang dalam keadaan terjepit karena bahaya yang datangnya tak disangka, maka secara spontan mungkin ia melompati pagar atau selokan dan berhasil, yang seandainya dalam keadaan biasa hal itu tak mungkin dilakukan. Dalam situasi yang problematis, baik manusia maupun binatang, dapat menggunakan cara "coba-coba, salah", mencoba lagi (trial and error) untuk memecahkan masalahnya. Akan tetapi taraf problem solving pada manusia lebih tinggi karena manusia sanggup memecahkan masalah dengan rasio (akal), disamping memiliki bahasa. Oleh karena itu manusia dapat memperluas pemecahan masalahnya di luar situasi konkret.
 Dalam menghadapi masalah yang lebih pelik, manusia dapat menggunakan cara ilmiah. Cara ilmiah untuk memecahkan masalah pada umumnya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
§  Memahami masalah; Masalah yang dihadapi harus dirumuskan, dibatasi dengan teliti. Bila tidak, usahanya akan sia-sia.
§  Mengumpulkan data; Kalau masalah sudah jelas, dapat dikumpulkan data/informasi/keterangan-keterangan yang diperlukan.
§  Merumuskan hipotesis (jawaban sementara, yang mungkin memberi penyelesaian); dan keterangan keterangan yang diperoleh, mungkin timbul suatu kemungkinan yang memberi harapan yang akan membawa pada pemecahan masalah.
§  Menilai hipotesis; Dengan jalan berpikir dapat diperkirakan akibat-akibat suatu hipotesis. Kalau ternyata bahwa hipotesis ini tidak akan memberi basil baik, maka dimulai lagi dengan langkah kedua.
§  Mengadakan eksperimen/menguji hipotesis; Bila suatu hipotesis memberi harapan baik, maka diuji melalui eksperimen. Kalau berhasil, berarti masalah ini dipecahkan. Tetapi kalau tidak berhasil, harus kembali lagi dari langkah-langkah kedua atau ketiga.
§  Menyimpulkan; Laporan tentang keseluruhan prosedur pernecahan masalah yang diakhiri dengan kesimpulan. Di sini kernungkinan dapat dicetuskan suatu prinsip atau hukum. Kesanggupan memecahkan masalah harus diajarkan kepada para siswa, sebab pemecahan masalah secara ilmiah (scientific method) berguna bagi mereka untuk memecahkan masalah yang sulit. Metode ini selain dapat digunakan untuk mernecahkan masalah dalam berbagai bidang studi, juga dapat digunakan untuk pemecahan yang berkaitan dengan kebutuhan siswa dalam kehidupan sehari-hari.
§  Kelebihan dan kelemahan :
Kelebihan :
§  Pengertian siswa lebih luas melalui latihan berulang-ulang.
§  Siswa siap menggunakan keterampilannya karena sudah dibiasakan.
Kelemahan :
§  Siswa cenderung belajar secara mekanis.
§  Dapat rnenyebabkan kebosanan.
§  Mematikan kreasi siswa.
§  Menimbulkan verbalisme (tahu kata-kata tetapi tak tahu arti).

11. Metode Sistem Regu (Team Teaching)
Metode sistem regu (team teaching) ialah metode mengajar dimana dua orang guru atau lebih bekerja sama mengajar sekelompok murid. Metode ini banyak dipergunakan di perguruan tinggi. Dalam bentuknya ini dapat mempergunakan organisasi administrative yang berbeda-beda, misalnya:
  • Di suatu lembaga pendidikan terdapat beberapa orang guru agama. Sesuai dengan keahlian masing-masing dengan melalui pembagian tugas, mereka dapat mengajar sebagai tauhid, fiqh, dan bidang-bidang lain secara bergantian dan saling melengkapi.
  • Sisetm regu dapat pula dilakukan dengan mengikutsertakan murid itu sendiri sebagai anggota regu (pembantu, monitor, asisten)

Metode sistem regu dipergunakan apabila jumlah murid terlalu besar, sehingga pembagian tugas-tugas belajar kepada murid kurang merata dan penangkapan murid kurang sempurna. Apabila pelajaran yang dimaksudkan untuk memberikan penjelasan lebih mendalam. Apabila fasilitas (ruangan, alat-alat dan sebagainya) memungkinkan pengelompokan murid sub kelompok
§  Kelebihan:
Sesuai denga maksud pemakaian metode ini, maka pemahaman dan penguasaan bahan bagi anak-anak akan lebih luas dan mendalam, karena masing-masing guru memberikan tinjauan yang berbeda.

§  Kekurangan:
Mengajar dengan sistem ini dapat merugiakan murid, apabila anggota regu (team) tidak dapat berintegrasi menjadi satu regu yang kompak lebih daripada itu kemungkinan murid dapat menilai kelemahan-kelemahan ang dimiliki oleh guru dengan mnmabandingkannya dengan guru yang lain sehingga perhatian murid akan berkurang.




























BAB III
KESIMPULAN

§  Perencanaan berarti suatu usaha untuk melihat ke depan dengan melakukan perkiraan (forecasting) apa yang dilakukan, bagaimana dan siapa yang akan melakukan untuk kegiatan-kegiatan yang akan datang.
§  Metode adalah suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi.
§  Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
§  Perencanaan metode pembelajaran merupakan suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan dan menentukan seperangkat keputusan mengenai suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi dalam proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
§  Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen dari proses pendidikan yang dapat dijadikan alat dalam pencapaian tujuan yang didukung oleh alat-alat bantu mengajar.
§  Proses pembelajaran merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat dalam pembelajaran yang satu sama lain saling berhubungan dalam sebuah rangkaian untuk mencapai tujuan.
§  Macam-macam metode pembelajaran; metode ceramah, Tanya jawab, demonstrasi, eksperimen, karyawisata, problem solving, diskusi, regu (team teaching), drill (latihan), sosiodrama, bermain peranan, pemberian tugas, resitasi, dan kerja kelompok.
§  Macam-macam metode pembelajaran menurut ahli didik Islam: metode hiwar (percakapan) Qurani dan Nabawi, metode Kisah Qurani dan nabawi, metode Amtsal (perumpamaan) Qurani dan Nabawi, metode Keteladanan, metode Pembinaan, metode ‘Ibrah dan Man’izah, dan metode Targhib dan tarhib.





























DAFTAR PUSTAKA

·         Sudirman, N, Drs. Dkk. 1992. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
·         Tahalele, JF, Prof. 1978. Cara Mengajar Dengan Hasil Yang Baik. Bandung: CV. Diponegoro
·         Djamarah, Syaiful bahri. Drs. 2000. Guru dan Anak DIdik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta
·         Juhairini.H, Dra. 1981. Methodik Khusus Pendidikan Agama. Malang: Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah
·         Udin, Syaifuddin Saud. M.Ed. 2006. Perencanaan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
·         http://ictcommunity.multiply.com/journal/item/23
















Tidak ada komentar: